Website Get Lost in Indonesia

Berbagi foto perjalanan kamu waktu nyasar di Indonesia bersama Losteners lainnya melalui website Get Lost in Indonesia

Mau #GLiIShirt? Klik di sini!

Tetap tampil keren selama nyasar di Indonesia bersama #GLiIShirt. Ayo dapatkan segera, Losteners!

Bali yang Selalu Membuat Kita Kembali

Bali adalah destinasi favorit di Indonesia yang tiada henti-hentinya dikunjungi setiap tahun oleh wisatawan. Apa saja atraksinya yang membuat kita selalu kembali ke sana?

Galeri Curug Cilember

Berada di Ibukota tidak boleh menyurutkan niat untuk 'nyasar' keliling Indonesia. Mulai saja dari destinasi yang dekat seperti Curug Cilember.

Jogjakarta : Keramahan dan Budaya yang Membuat Rindu

Pulang ke kotamu, ada setangkup haru dalam rindu. Inilah kerinduan pada Yogyakarta yang tersurat dalam sebuah lagu. Mungkinkah harus selalu kembali ke sana setiap waktu?

Kamis, 16 Mei 2013

Menjajal Kota Padang & Bukittinggi (Part 2 of 2)

Pulau pertama yang kami kunjungi adalah Pulau Sikuai. Sayang sekali pulau ini sudah lama ditutup  sejak tahun lalu. Persisnya sih nggak tahu kenapa mungkin soal sengketa tanah tapi orang-orang setempat juga kurang tahu kenapa. Dari jauh bisa dilihat resort-resort Pulau Sikuai yang megah namun sudah kotor dan tidak terurus. Beberapa kaca ada yang pecah. Suasana pulau ini juga sepi. Tapi pasirnya putih dan sangat indah. Sayang sekali. Kalau mau ke sini harus bayar Rp 50ribu/kepala. Perlu diketahui juga pulau ini dijaga oleh TNI AL.




Dermaga Pantai Bungus namun sayang banyak papan yang lepas

Pulau pertama yang kami kunjungi adalah Pulau Sikuai. Sayang sekali pulau ini sudah lama ditutup  sejak tahun lalu. Persisnya sih nggak tahu kenapa mungkin soal sengketa tanah tapi orang-orang setempat juga kurang tahu kenapa. Dari jauh bisa dilihat resort-resort Pulau Sikuai yang megah namun sudah kotor dan tidak terurus. Beberapa kaca ada yang pecah. Suasana pulau ini juga sepi. Tapi pasirnya putih dan sangat indah. Sayang sekali. Kalau mau ke sini harus bayar Rp 50ribu/kepala. Perlu diketahui juga pulau ini dijaga oleh TNI AL.





Pulau kedua adalah Pulau Pagang. Pulau ini paling bagus dari pulau yang lain menurut kami. Pasirnya seperti bedak. Halus, putih, bersih. Airnya bersih . Kalau mau snorkeling di sini juga sangat bagus. Banyak binatang laut yang bisa kita lihat, Ada ubur-ubur, ular laut, ikan dorris, penyu, kepiting, lobster, kerang dan masih banyak lagi. Cantik. Tempat yang cocok untuk snorkeling, berjemur, berkeliling pulau. Pulau ini tidak ramai saat kita kunjungi jadi serasa pulau milik sendiri.



Pak Burhan, teman perjalanan antar pulau. Informan penting untuk spot-spot snorkeling yang indah

Tak jauh dari Pulau Pagang, ada Pulau Pemutusan. Katanya sih biasanya bule berenang dari Pulau Pagang ke sini. Kalau kita cukup naik boat ajah. Pulau ini lebih berasa pulau pribadi lagi. Banyak spot indah untuk snorkeling dan light hiking. Cukup banyak karang-arang kecil di pasir. Biaya masuknya RP 15.000,-. Katanya ini untuk biaya kebersihan penjaga pulau ini.
Kemudian kita ke Pulau Persumpahan. Sesampainya di pulau ini, kita sudah capek jiwa raga. Jadi di pulau ini kami hanya berfoto-foto dan tidur-tiduran, tidak menikmati snorkeling. Indah sekali pulau ini.

Kamipun pulang dengan perasaan sangat senang. Kira-kira 1 jam perjalanan kembali ke Pantai Bungus. Kemudian kami bermalam di Losmen Tin-Tin sambil menikmati pemandangan Pantai Bungus tepat di depan losmen.



  Losmen Tin-Tin, tempat tim GLII menginap

Hari terakhir, kami menjelajah Jembatan Aka di daerah Bayang. Jembatan ini terbentuk dari akar dari kedua pohon di kedua pinggir sungai. Kok bisa yah? Itu benak yang pertama kali muncul. Bisa dibilang ini sejenis wahana yang menyeramkan. Agak seram kami melewatinya tapi penduduk sana tidak ada yang ketakutan karena belum ada yang pernah jatuh. Indah sekali jembatannya. Konon juga kalau mau mandi di sungah bawah jembatan bisa enteng jodoh. Tertarik, Losteners?

Jembatan Aka yang sudah ada berpuluh-puluh tahun

Kripik Balado Christine Hakim
Setelah itu, kami pergi ke Kota Padang, membeli oleh-oleh untuk orang rumah di Pusat Oleh-Oleh Christine Hakim yang sudah sangat dikenalorang banyak. Kemudian kamipun bersiap untuk kembali ke Jakarta. 

Amazing story from Kota Padang.

Menjajal Kota Padang & Bukittinggi (Part 1 of 2)

Tim GLII berhasil  menjejakkan kaki di Kota Padang, Bukittinggi. Baru saja tanggal 1 Mei, yang bertepatan dengan Hari Buruh, Tim GLII berangkat dari Jakarta ke Padang. Dengan was-was, Tim GLI berangkat ke airport karena waktu itu isu penutupan bandara kencang terdengar. Untungnya kami sampai tanpa terjebak macet. Menggunakan maskapai Citilink selama 1 jam 25 menit perjalanan, kami pun sampai dengan selamat di Kota Padang. 

Saat itu jam menunjukkan pukul 19.00. Tak sulit menemukan kendaraan menuju hotel, ada banyak taksi yang sudah menyambut kami di bandara. Namun kami memilih angkutan DAMRI yang terparkir di sudut kiri bagian Penjemputan karena ongkos lebih murah dan angkutan tepat melewati hotel yang sudah kami booking sebelum berangkat. Kami pun langsung naik Damri. Sayangnya ternyata baru tim GLII saja yang baru masuk. Jadi kami harus menunggu penumpang lain.


  Bandar Udara International Minangkabau
Tunggu punya tunggu, selama 30 menit kami menunggu penerbangan lain tiba agar angkutan DAMRI penuh. Untungnya kami tak lupa mengambil map kota Padang, Bukittinggi. Sambil menunggu, kamipun membahas itenary yang akan dikunjungi besok. 

Location map, Calender Event Padang yang tersedia di bandara

Selama 45 menit, kami berkendara dari bandara hingga pusat kota Padang. Kami turun tepat di depan Hotel Hangtuah, seberang Plaza Andalas.

Hotel Hangtuah yang terletak di pusat Kota Padang, samping Plaza Andalas

Setelah berberes, kami mencari makan malam di sekitas Plaza. Ternyata hingga jam 12 malam banyak rumah makan yang masih buka. Kami pun menyantap nasi Padang pertama kami di kota Padang dan mencicipi Martabak Kubang. Enak!


        

Makan malam, camilan wajib di Kota Padang

Besok paginya, kami pun menyantap sarapan di Hotel Hangtuah. Dengan terkejut kami melihat sarapannya saja penuh santan yaitu ketupat sayur. Wow! Karena perut tidak bisa menyesuaikan dengan lingkungan sini. Beberapa mengambil roti dengan selai. Kemudian kamipun siap menjelajah kota. Berbekal info angkutan dari receptionist hotel yang ramah, kami melanjutkan perjalanan dengan naik angkutan orange menuju Basco untuk naik travel dengan tujuan Bukittinggi. Kami sempat melewati Pantai Padang yang bersih dan indah. Pantai ini juga bisa dicapai dengan berjalan kaki dari Hotel Hangtuah. 


Sarapan bersantan khas Padang              
Angkutan umum orange dari hotel menuju travel ke Bukittinggi

Sayangnya kami harus menunggu mobil travel penuh selama sekitar satu setengah jam. Padang memang tidak macet tapi sering mengetem. Sekitar 2 jam kami sampai di Kota Bukittinggi, kami pun menjelajah kota dengan mobil sewaan karena tidak mau menghabiskan waktu dengan menyasar dan tujuan kaipun jauh-jauh.

Pemandangan khas di sepanjang jalan

Penjelajahan pertama kami yaitu Ngalau Indah atau Gua Indah di Payakumbuh. Agak jauh perjalanan dari tempat kami turun dari travel sekitar 1,5 – 2 jam. Gua sangat cantik. Banyak batu-batu indah menyerupai gajah dan sosok nenek. Stalagtite gua juga sangat banyak meski banyak juga yang sudah mati. Ketika memasuki gua sudah terdengar suara kelelawar-kelelawar. Ada juga tempat tinggal burung wallet di dalam gua. Di sini, kamu bisa menelusuri dalam gua. Sudah banyak anak tangga yang dibangun sehingga lebih aman. Cantik sekali sudut-sudut gua tak heran dinamakan Ngalau Indah. Untuk mengabadikannya,  lighting kamera harus sangat bagus karena saking gelapnya gua ini. Dari puncak gua inipun bisa melihat pemandangan kota yang indah.





Ngalau Indah, Payakumbuh

Kemudian penjelajahan kedua kami yaitu Lembah Harau dan Air Terjun Sarasah Aka Barayun. Sekitar 1,5 jam perjalanan. Selama perjalanan, kita akan dimanjakan sawah yang hijau dan udara yang bersih.  Indah sekali Lembah Harau. Katanya tebing sering dibuat wall climbing.


Lembah Harau

Kisah unik juga kami dapat di Air Terjun. Terlihat banyak sekali anak-anak kecil yang berenang dengan bahagianya. Benar-benar kesejukkan tersendiri melihat tawa canda mereka.

Sarasah Aka Barayun, lokasi tak jauh dari Lembah Harau


Puncak Sarasah Aka Barayun

Penjelajahan ketiga kami adalah Janjang Koto Gadang. Tempat ini biasa disebut The Greatwall of Koto Gadang, bentuknya seperti Tembok Cina. Orang Padang sendiri mengatakan “Ngapain jauh-jauh ke Tembok Cina, di Padang juga ada”. Ide tembok ini sendiri dicetus oleh Tifatul Sembiring. Baru beberapa bulan selesai dibangun. Bagi yang capek menaiki tembok ini, bisa memilih menuruni tembok ini saja. Bagus sekali pemandangannya. 



Setelah menelusuri tembok ini, siap-siap nantikan hadiahnya di puncak Janjang Koto Gadang yaitu pemandangan lembah Ngarai Sianok.

Setelah seharian menjejalah kota, tak lupa kami pergi ke landmark Kota Bukittinggi yang terkenal yaitu Jam Gadang. Ramai nian tempat ini ada uda-uda dan uni-uni bercengkrama. Ada juga badut-badut cilik seperti Minnie mouse dan Po. Upss. Ternyata badut ini dipakai anak kecil makanya jadi badut cilik. Saya sebut Monas dan Disneyland-nya Bukittinggi. Tak jauh dari Jam Gadang, tepatnya di seberangnya, ada Istana Bung Hatta Bukittinggi. Sayang kami datang sudah kemalaman sehingga sudah tutup.


Pengalaman seru ini belum berakhir. Yuk segera baca lanjutannya!