Website Get Lost in Indonesia

Berbagi foto perjalanan kamu waktu nyasar di Indonesia bersama Losteners lainnya melalui website Get Lost in Indonesia

Mau #GLiIShirt? Klik di sini!

Tetap tampil keren selama nyasar di Indonesia bersama #GLiIShirt. Ayo dapatkan segera, Losteners!

Bali yang Selalu Membuat Kita Kembali

Bali adalah destinasi favorit di Indonesia yang tiada henti-hentinya dikunjungi setiap tahun oleh wisatawan. Apa saja atraksinya yang membuat kita selalu kembali ke sana?

Galeri Curug Cilember

Berada di Ibukota tidak boleh menyurutkan niat untuk 'nyasar' keliling Indonesia. Mulai saja dari destinasi yang dekat seperti Curug Cilember.

Jogjakarta : Keramahan dan Budaya yang Membuat Rindu

Pulang ke kotamu, ada setangkup haru dalam rindu. Inilah kerinduan pada Yogyakarta yang tersurat dalam sebuah lagu. Mungkinkah harus selalu kembali ke sana setiap waktu?

Kamis, 11 November 2010

Jumat, 07 Agustus 2009 Taman Wisata Wera, Kab. Donggala, Sulawesi Tengah


Taman Wisata Wera merupakan salah satu obyek wisata terkenal di Sulawesi Tengah. Pada awalnya, potensi wisata yang ada di kawasan ini adalah Air Terjun Wera dan kawasan hutan sekunder. Pada tahun 1980, kawasan ini ditetapkan menjadi Taman Wisata berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 843/Kpts/Um/11/1980 tanggal 25 November 1980, dengan luas kawasan sekitar 250 hektar.

Kawasan yang berada di ketinggian antara 150 meter-800 meter di atas permukaan laut (dpl) ini memiliki topografi berlereng dan berbukit terjal dengan kemiringan antara 60%-90%. Diantara perbukitan yang terjal tersebut terdapat sebuah lembah sempit yang merupakan aliran Sungai Wera.


Keistimewaan

Para wisatawan tidak hanya dapat menikmati sejuknya udara dan menyaksikan keindahan air yang jatuh dari atas tebing dengan ketinggian sekitar 100 meter, tetapi juga dapat melakukan berbagai kegiatan wisata yang menyenangkan seperti : mandi atau berenang di Sungai Wera yang airnya sejuk; mendaki gunung ke arah puncak bukit di sekitar air terjun sambil menikmati pemandangan yang indah; berkemah di daerah datar di bagian utara dan di puncak bukit dekat Dusun Ngatapapu; dan photo hunting keindahan alam di sekitar air terjun dan kehidupan masyarakat di sekitarnya.

Para wisatawan juga dapat menyaksikan keragaman flora dan fauna yang hidup di kawasan ini. Flora yang tumbuh di kawasan ini, antara lain : kenari/ntoli (canarium aspermun), bintangur (callophylum sp.), lebanu (nauclea sp.), beringin (ficus benyamina), lei (palagulum javanicum), serta beberapa tumbuhan epifit, seperti anggrek tanah, dan pakis sarang (asplenium nidus). Adapun jenis fauna yang hidup di kawasan ini, antara lain : monyet hitam (macaca tonkeana), enggang/allo (aceros cassidix), ayam hutan (gallus gallus), burung gagak (corvus sp.), babi hutan (sus colobensis), rusa (cervus timorencis), burung nuri kepala biru (trichoglossus omatus), dan kakatua jambul kuning (cacatua sulphurea).

Bagi wisatawan yang ingin menikmati suasana alam yang berbeda, tidak jauh dari taman wisata ini (sekitar 2 km) terdapat wisata alam Pemandian Air Panas Mantikole. Para wisatawan dapat menjadikan Pemandian Air Panas Mantikole ini satu paket wisata dengan Taman Wisata Wera, sehingga perjalanan wisata para wisatawan lebih bervariasi dan menyenangkan.


Lokasi

Secara administratif, Taman Wisata Wera terletak di Kecamatan Dolo, Kabupaten Donggala, Propinsi Sulawesi Tengah.


Akses

Untuk mencapai kawasan Taman Wisata Wera tidaklah sulit karena terdapat jalan aspal yang menghubungkan Kota Palu (Ibukota Propinsi Sulawesi Tengah) dengan desa-desa di sekitar lokasi wisata, seperti Desa Balumpewa yang berjarak sekitar 1 km dari jalan raya. Dari Kota Palu menuju ke Desa Balumpewa yang berjarak 19 km, dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan umum atau carteran dalam waktu sekitar 45 menit. Selanjutnya, dari Desa Balumpewa ke lokasi air terjun yang berjarak 2 km, dapat ditempuh dengan berjalan kaki.


Harga Tiket Masuk

Masih dalam proses konfirmasi


Akomodasi dan Fasilitas

Untuk mengetahui lebih banyak tentang obyek wisata alam Taman Wisata Wera, para wisatawan dapat memperoleh informasi di Kantor Balai Konservasi Sumber Daya Alam VI atau dari kantor Sub. BKSDA Sulawesi Tengah, dengan alamat : Jl. Prof. Moh. Yamin No. 19 Palu, Telepon 21106 atau 22287.


sumber: http://1indonesia.blogspot.com/2009/08/taman-wisata-wera-kab-donggala-sulawesi.html

Rabu, 10 November 2010

Topeng Cirebonan, Topeng Sederhana yang Kaya Makna

Seni Topeng di khasanah Nusantara begitu banyak. Salah satunya adalah Topeng Cirebonan. Walaupun sekilas tampak sederhana, ternyata mengandung arti kaya makna jika kita mau mengenalnya lebih dalam. Seperti yang sering kita lihat dalam Tari Topeng Cirebonan, pengaruhnya dalam sejarah masyarakat Cirebon dan sekitar sangat kental.

Dalam sejarahnya, topeng Cirebonan telah menjadi bagian dalam masyarakat. Sampai saat penyebaran agama Islam, Sunan Kali Jaga menggunakan topeng sebagai media dalam menyebarkan Syiar Islamnya. Sampai pada tahun 1960-an, Tari Topeng menjadi andalan hiburan rakyat. Setiap perayaan atau hajatan selalu menanggap Tari Topeng. Lewat tarian dan topenglah pesan – pesan moral dan keagaamaan ditanamkan ke masyarakat. Hanya saja dengan perkembangan dunia elektronik, TV dan radio menggeser hiburan rakyat ini. Hanya sedkikit seniman yang bertahan menekuni dunia seni tari topeng akibat himpitan ekonomi. Baru pada tahun 2000-an, Topeng Cirebonan mulai diangkat kembali kepermukaan.



Menurut mas Tutun (35 tahun), terdapat 5 karakter atau wanda dalam pakem Topeng Cirebonan. Dari penjelasan pria yang menjabat wakil ketua Sanggar Pitulas ini, 5 karakter topeng dipengaruhi oleh dunia pewayangan. Karakter yang ada antara lain; Panji: mewakili karakter manusia yang masih polos, digambarkan dengan bentuk wajah sederhana dan warna putih polos. Rumyang: gambaran manusia yang meningkat perkembangannya. Samba: gambaran sosok remaja. Tumenggung: gambaran manusia yang sudah terkontaminasi, ada baik dan buruk. Terakhir adalah Klana atau Rahwana: gambaran karakter manusia yang serakah, keras atau jahat. Kelima karakter ini juga dapat diartikan sebagai simbol 5 rukun iman dalam Islam. Diharapkan melalui pertunjukkan Tari Topeng, penonton dapat merefleksikan dirinya dan memperbaiki kehidupannya dari tingkah laku yang jahat.

Seperti terlihat dalam pertujukan Tari Topeng, Topeng dengan karakter Panji, digambarkan wajah dengan warna putih polos dan ditarikan dengan minim gerakan layaknya sebuah meditasi. Lain halnya dengan tari topeng dengan karakter Klana, dengan gambaran wajah yang seram, tariannya juga penuh dengan gerakan dinamis. 

Kelima karakter topeng ini tidak mempunyai perbedaan dalam menggambarkan jenis kelamin, pria atau wanita, namun hanya tingkatan kepribadian manusia.



Topeng Cirebon biasanya terbuat dari bahan kayu yang berasal dari pohon Jaran. Pohon yang biasa tumbuh di pekarangan pekuburan ini, memang mempunyai mitos tersendiri. Untuk menebang kayu pohon Jaran ini kabarnya memerlukan perhitungan hari baik terlebih dahulu dan diyakini memiliki kekuatan supranatural. Topeng yang terbuat dari kayu Jaran ini terlihat lebih hidup saat dimainkan, dibandingkan dengan kayu dari pohon yang lain. Selain mitos mistis, kayu Jaran juga terkenal kuat namun ringan. Memang bahan kayunya dapat juga diganti dengan kayu lain, baik dari pohon Mahoni ataupun Jati namun kualitasnya tak sebagus kayu pohon Jaran.

Pada perkembangannya pohon Jaran semakin langka. Sebagai alternatif dibuatlah Topeng Kreasi yang terbuat dari bahan modern. Kertas Pyland menjadi pilihan. “Selain pembuatannya yang mudah, penjualannya pun lumayan,” ujar mas Tutun. Awalnya kertas pyland, dipanaskan, lalu dicetak dengan meletakkannya di dalam ‘master’ selama 2-3 menit. Setelah terbentuk dapat langsung diberi warna dan dihias.

Untuk masternya sendiri terbuat dari campuran bahan serbuk gergaji yang telah dipadatkan dengan dicampur dengan lem khusus, lalu dipanaskan selama 2 hari. Untuk harga, Topeng Kreasi dapat berkisar antara 5-10 ribu rupiah, namun jika dengan pesanan khusus, dengan tambahan hiasan yang lebih mahal, topeng dapat bernilai hingga 2 juta rupiah. Namun untuk topeng yang terbuat dari kayu, harganya sekitar Rp.200.000,-

Saat ini Topeng Cirebonan, baik yang terbuat dari kayu maupun Topeng Kreasi mulai dikenal kembali. Dalam hajatan maupun kegiatan sekolah dan lainnya, topeng – topeng mulai digunakan dalam bagian acara, selain menjadi bagian penting dalam Tari Topeng, walaupun hal itu hanya untuk wilayah sekitar Cirebon. Semoga saja dengan akan diakuinya topeng sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO dalam waktu dekat ini, Seni Topeng dapat semakin berkembang dan kembali memasyarakat.

(sumber: http://tourismindonesiaonline.com/topeng-cirebonan-topeng-sederhana-yang-kaya-makna/)

Senja di Pasar Ngarsopuro

Mengelilingi kota Solo di waktu sore memang mengasyikkan. Di tengah perjalanan kami melewati sebuah jalan yang dipenuhi hiasan seni dan hiburan. Kami baru mengetahui bahwa Pasar Ngarsopuro telah mengalami penataan baik bangunan maupun lingkungan yang terdapat di dalam kawasan tersebut.


"Pasar Ngarsopuro terletak di jalan yang menghubungkan antara kawasan citywalk Jalan Slamet Riyadi dengan Pura Mangkunegaran."

Menikmati beberapa sudut kawasan ini memang memberikan seni dan daya tarik seseorang untuk mengunjungi tempat ini. Akhirnya kami berhenti dan memarkir sepeda motor kami untuk berjalan dan berkeliling di sekitar kawasan Pasar Malam Ngarsopuro.


Suasana begitu lenggang namun masih banyak aktivitas di sekeliling pasar seperti wedangan hik dan penjual makanan lainnya. Disebuah sudut jalan sedang ada persiapan untuk sebuah minishow yang rutin digelar setiap minggu.


Beberapa ornamen dan topeng dipasang di sepanjang jalan disekitar Pasar Ngarsopuro membuat suasana terasa unik. Namun cukup disayangkan, beberapa diantaranya sudah mengalami kerusakan dan belum diperbaiki.

"Lampu Sangkar Burung merupakan simbol keunikan yang dipancarkan oleh Pasar Ngarsopuro."

Hal yang cukup menarik adalah keberadaan lampu sangkar burung yang terletak di bagian ujung jalan yang berdekatan dengan kawasan citywalk jalan Slamet Riyadi. Bentuknya cukup unik dan mampu menarik pengunjung untuk menikmati keindahannya. Sayang, ada beberapa lampu yang telah mati dan mengurangi keindahan lampu sangkar burung.


sumber : http://teamtouring.net/senja-di-pasar-ngarsopuro.html

Selasa, 09 November 2010

Situs Candi Klero

Di tepi jalan raya yang menghubungkan antara kota Semarang dengan kota Surakarta terdapat sebuah situs candi yang bernama Candi Klero/Tengaran.



"Candi Klero atau kadang disebut Candi Tengaran merupakan candi hindu yang terletak di Desa Klero, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang."

Suasana terlihat sepi ketika memasuki kawasan Situs Candi Klero ini. Memang kelihatannya candi ini belum dikembangkan sebagai objek wisata. Lokasinya cukup tersembunyi dari jalan raya sehingga cukup wajar bila banyak orang tidak mengetahui bahwa di desa Klero ini terdapat sebuah candi.



Bangunan Candi Induk Klero mirip dengan Candi Sambisari namun tidak ada dinding yang mengelilinginya. Selain itu hanya terdapat satu candi induk tanpa ada candi perwaranya. Dinding candi yang biasanya banyak relief dan arca, tidak tampak di candi ini, hanya terlihat sebagai batu berukuran kotak yang disusun secara rapi. Tidak adanya arca di badan candi entah karena batu penyusunnya sudah banyak yang tidak asli lagi atau memang ciri khas Candi Klero demikian.



Memasuki bagian dalam candi, terdapat lingga dan yoni yang berukuran cukup besar hampir memenuhi ruangan dalam candi. Bentuk dan ukurannya hampir mirip dengan lingga dan yoni yang terdapat di Candi Induk Sambisari. Di bagian sudut ruangan terdapat sesaji dan dibagian pintu masuk ruangan dalam candi diberi tirai dari bambu. Hal ini membuktikan Candi Klero masih digunakan sebagai tempat beribadah. Meninggalkan candi induk dan berjalan menuju pintu keluar, kami mendapati beberapa potongan batu dan sepasang lumpang dan alu.


"Mbah Lumpang Kentheng merupakan nama batu yang ditemukan berbentuk lumpang dan alu di samping candi. Lumpang dan alu tersebut terbuat dari batu andesit. (sumber: wijna.web.id)."


Selesai menikmati Candi Klero, kami meninggalkan tempat ini kembali ke kos yang dekat situs candi ini. Penataan situs candi sudah cukup baik, sayang belum dikembangkan sebagai objek wisata.

== Tiket Masuk : Gratis

sumber : http://teamtouring.net/situs-candi-klero.html

Wisata Edukasi di Museum Gunung Merapi

Di dekat Kawasan Wisata Alam Kaliurang terdapat museum yang belum lama selesai dibangun. Museum itu bernama Museum Gunung Merapi yang belum lama ini dibuka untuk umum.



"Museum Gunung Merapi diresmikan dan dibuka pada tanggal 1 November 2009. Museum ini terletak di Dusun Banteng, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman. Bangunan museum yang berbentuk limasan segitiga tidak beraturan dibangun sesuai filosofi bangunan Jawa (Yogyakarta) serta wilayah Gunung Merapi yang berwujud kombinasi teknologi dan budaya yang disesuaikan dengan aturan adat (Pakem) mengikuti garis imaginer. Garis Imaginer merupakan penghubung gunung Merapi, Tugu Yogyakarta, Kraton Yogyakarta serta laut selatan."

Memasuki pintu masuk, kami memasuki sebuah bangunan yang cukup luas yang terdiri dari dua lantai, namun lantai dua masih dalam tahap penyelesaian. Di ruangan yang berbentuk melingkar ini kami dihadapkan pada sebuah miniatur Gunung Merapi yang terdapat beberapa tombol untuk mendengarkan beberapa peristiwa erupsi yang terjadi di Gunung Merapi dari tahun ke tahun.



"Fasilitas yang terdapat di dalam Museum Gunung Merapi antara lain informasi mengenai pengetahuan kegunungapian, diorama, peralatan yang digunakan untuk mengawasi kegiatan gunung berapi, foto-foto letusan gunung berapi, dan On The Merapi Volcano Trail. Koleksi yang dipamerkan antara lain Volcano World berisi bahan-bahan pengetahuan tentang gunung merapi di dunia, perlengkapan upacara ritual penghormatan gunung Merapi, koleksi bencana gempa bumi dan Tsunami, dan koleksi puing-puing bencana letusan Gunung Merapi"

Perjalanan selanjutnya, kami memasuki sebuah area yang terdapat banyak foto-foto mengenai peristiwa erupsi Gunung Merapi dari tahun ke tahun dan foto gunung berapi yang terdapat di Indonesia.


"Indonesia mempunyai 500 gunung merapi dengan 129 diantaranya adalah gunung merapi aktif atau sekitar 13 % dari jumlah gunung berapi di dunia."

Ruangan selanjutnya berupa koleksi peralatan yang digunakan pada Pos Pengamatan gunung Merapi yang tidak digunakan lagi. Benda-benda tua seperti radio, laptop dan komputer tua, seismograf, dan lain-lain dipajang di dalam etalase kaca.




Akhir tour mengelilingi museum, kami melihat sebuah ruangan yang memamerkan puing-puing sisa bencana wedhus gembel (awan Panas) yang melanda daerah Kaliadem beberapa tahun lalu yang mengakibatkan 2 korban tewas terpanggang didalam bunker. Di ruangan ini dipamerkan beberapa batuan lava yang menimbun kawasan Kaliadem, bangkai sepeda motor, dan foto-foto bencana wedhus gembel di Kaliadem.



Perjalanan mengelilingi museum telah berakhir, kami disuruh mengisi buku tamu yang telah disediakan dan meninggalkan museum ini. Museum Gunung Merapi memang cocok digunakan sebagai wisata edukasi bagi siswa-siswa yang masih menimba ilmu di sekolah. Namun masih perlu banyak pembenahan karena masih banyak fasilitas yang belum selesai pengerjaannya, ada kekurangan dari segi penyampaian informasi, dan sedikitnya koleksi yang dipamerkan di museum ini. Kedepannya semoga ada penambahan koleksi dan media informasi yang dapat menambah minat wisatawan berkunjung ke tempat ini.

== Tiket Masuk
Dewasa: Rp3.000,-/orang
Anak: Rp2.000,-/orang

== Rute
berjarak 600 meter arah selatan dari pintu gerbang obyek wisata Kaliurang

sumber : http://teamtouring.net/wisata-edukasi-di-museum-gunung-merapi.html

Kamis, 07 Oktober 2010

Tana Toraja, Sulsel; Wisata Budaya Penuh Pesona

Perkampungan adat di Tanah Toraja

Tana Toraja merupakan objek wisata yang terkenal dengan kekayaan budayanya. Kabupaten yang terletak sekitar 350 km sebelah utara Makassar itu sangat terkenal dengan bentuk bangunan rumah adatnya. Rumah adat ini bernama Tongkonan.

Atapnya terbuat dari daun nipa atau kelapa dan mampu bertahan sampai 50 tahun. Tongkonan juga memiliki strata sesuai derajat kebangsawanan masyarakat, seperti strata emas, perunggu, besi, dan kuningan.

Kuburan di bukit batu Londa Tanah Toraja


Saking melekatnya imej Tana Toraja dengan bangunan rumah adat ini, sebagai bentuk promosi pariwisata dan untuk menggaet turis Jepang ke daerah ini, maka rumah adat pun dibangun di negeri matahari terbit itu.

Bangunannya dikerjakan oleh orang Toraja sendiri dan diboyong pengusaha pariwisata ke negeri sakura. Sekarang di Jepang sudah ada dua Tongkonan yang sangat mirip dengan Tongkonan asli. Kehadiran Tongkonan selalu membuat kagum masyarakat negeri tersebut karena bentuknya yang unik. Perbedaannya dengan yang ada di Tana Toraja hanya terletak pada atapnya yang menggunakan daun sagu (rumbia).

Rumah Adat Tanah Toraja


Masih banyak lagi daya tarik Tana Toraja selain upacara adat rambu solo (pemakaman) yang sudah tersohor selama ini. Sebutlah kuburan bayi di atas pohon tarra di Kampung Kambira, Kecamatan Sangalla, sekitar 20 km dari Rantepao, yang disiapkan bagi jenazah bayi berusia 0-7 tahun.

Meski mengubur bayi di atas pohon tarra itu sudah tidak dilaksanakan lagi sejak puluhan tahun terakhir, pohon tempat “menyimpan” mayat bayi itu masih tetap tegak dan banyak dikunjungi wisatawan.

Di atas pohon tarra - yang buahnya mirip buah sukun - dengan lingkaran batang pohon sekitar 3,5 meter, tersimpan puluhan jenazah bayi.

Sebelum jenazah dimasukkan ke batang pohon, terlebih dahulu batang pohon itu dilubangi. Mayat bayi diletakkan ke dalam, lalu ditutupi dengan serat pohon kelapa berwarna hitam. Setelah puluhan tahun, jenazah bayi itu akan menyatu dengan pohon tersebut.

Tarian Adat orang Tanah Toraja


Ini suatu daya tarik bagi para pelancong dan untuk masyarakat Tana Toraja tetap menganggap tempat tersebut suci seperti anak yang baru lahir.

Penempatan jenazah bayi di pohon ini, disesuaikan dengan strata sosial masyarakat. Makin tinggi derajat sosial keluarga itu maka makin tinggi letak bayi yang dikuburkan di batang pohon tarra.

Selain itu, bayi yang meninggal dunia diletakkan sesuai arah tempat tinggal keluarga yang berduka. Kalau rumahnya ada di bagian barat pohon, maka jenazah anak akan diletakkan di sebelah barat.

Sementara itu, untuk sampai di Tana Toraja yang mengagumkan ini ada jalur penerbangan domestik Makassar-Tana Toraja. Penerbangan ini hanya sekali dalam seminggu dan memakai pesawat kecil berpenumpang delapan orang. Namun, waktu yang dibutuhkan cukup singkat, hanya 45 menit dari Bandara Hasanuddin Makassar. Dan jika lewat darat, perjalanan yang cukup melelahkan membutuhkan waktu tujuh jam.

Even yang menarik di kawasan wisata ini adalah upacara pemakaman jenazah (rambu solo) dan pesta syukuran (rambu tuka) yang merupakan kalender tetap tiap tahun.

Selain even tersebut, para pengunjung bisa melihat dari dekat objek wisata budaya menarik lainnya, seperti penyimpanan jenazah di penampungan mayat berbentuk kontainer ukuran raksasa dengan lebar 3 meter dan tinggi 10 meter serta tongkonan yang sudah berusia 600 tahun di Londa, Rantepao. (rn)

sumber : www.resep.web.id
foto :
www.archipelago-travel.com ,tongkonanku.blogspot.com, viiphoto.ning.com,
www.inmagine.com


sumber : http://lagulamaku.blogspot.com/2009/05/tana-toraja-sulsel-wisata-budaya-penuh.html

Pesona Warna Kawah Kelimutu

Oleh Amril Taufik Gobel

Inilah sebuah gunung yang menyimpan misteri sekaligus pesonanya. Gunung Kelimutu terletak di Desa Pemo, Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende, Pulau Flores, Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Dengan puncak berketinggian 1.690 m dari atas permukaan laut, gunung itu memiliki keunikan karena ada tiga buah danau kawah berbeda warna.


Photo credits - Arif Fadillah


Danau ini dikenal dengan nama Danau Tiga Warna karena memiliki tiga warna yang berbeda, yaitu merah, biru, dan putih. Walaupun begitu, warna-warna tersebut selalu berubah-ubah seiring perjalanan waktu. Tak kurang sudah 12 kali perubahan warna terjadi dalam waktu 25 tahun terakhir ini. Danau pertama dan kedua letaknya sangat berdekatan, sedangkan danau ketiga terletak menyendiri sekitar 1,5 km di bagian Barat. Perubahan warna ini diduga akibat adanya pembiasan cahaya matahari, adanya mikro biota air, terjadinya zat kimiawi terlarut, dan akibat pantulan warna dinding dan dasar danau.

Kelimutu merupakan gabungan kata dari "keli" yang berarti gunung dan kata "mutu" yang berarti mendidih. Menurut kepercayaan penduduk setempat, warna-warna pada danau Kelimutu memiliki arti masing-masing dan memiliki kekuatan alam yang sangat dahsyat.


Photo credits - Arif Fadillah


Danau atau Tiwu Kelimutu dibagi atas tiga bagian yang sesuai dengan warna - warna yang ada di dalam danau. Danau berwarna biru atau "Tiwu Nuwa Muri Koo Fai" merupakan tempat berkumpulnya jiwa muda-mudi yang telah meninggal. Danau yang berwarna merah atau "Tiwu Ata Polo" merupakan tempat berkumpulnya jiwa orang-orang yang telah meninggal dan selama ia hidup selalu melakukan kejahatan/tenung. Sedangkan danau berwarna putih atau "Tiwu Ata Mbupu" merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang tua yang telah meninggal.

Luas ketiga danau itu sekitar 1.051.000 meter persegi dengan volume air 1.292 juta meter kubik. Batas antar danau adalah dinding batu sempit yang mudah longsor. Dinding ini sangat terjal dengan sudut kemiringan 70 derajat. Ketinggian dinding danau berkisar antara 50 sampai 150 meter.

Awal mulanya daerah ini diketemukan oleh Van Such Telen, warga negara Belanda, tahun 1915. Keindahannya dikenal luas setelah Y. Bouman melukiskan dalam tulisannya tahun 1929. Sejak saat itu wisatawan asing mulai datang menikmati danau yang dikenal angker bagi masyarakat setempat. Mereka yang datang bukan hanya pencinta keindahan, tetapi juga peneliti yang ingin tahu kejadian alam yang amat langka itu. Bagi penggemar hiking dan menyukai keindahan alam di desa pegunungan tropis, berwisata ke tempat ini merupakan pilihan terbaik. Kawasan Kelimutu telah ditetapkan menjadi Kawasan Konservasi Alam Nasional sejak 26 Februari 1992.

Untuk mencapai Gunung Kelimutu yang pernah meletus di tahun 1886 ini, butuh “perjuangan” tersendiri. Dari Kota Maumere, Kabupaten Sikka, Propinsi Nusa Tenggara Timur, butuh waktu sekitar 3 jam dengan mobil sewaan dengan kondisi jalan yang tidak terlalu bagus, berkelak-kelok, melintasi jurang dan tebing. Kita akan menemui kampung terdekat dengan kawah gunung Kelimutu yang bernama Kampung Moni.

Kampung ini terletak di Desa Koanara, Kecamatan Wolowaru, Kabupaten Ende yang berjarak 13 kilometer dari Danau Kelimutu. Dari Moni hanya dibutuhkan waktu sekitar 45 menit untuk mencapai bibir Danau Kelimutu.

Selain dari Maumere, Kelimutu juga dapat dicapai dari Ende menggunakan bus antarkota ataupun kendaraan sewaan, dengan harga dan waktu perjalanan yang relatif tidak jauh berbeda. Dari ibukota Propinsi NTT, yakni Kupang, pengunjung dapat menggunakan pesawat menuju kota Ende, di Pulau Flores, dengan waktu tempuh mencapai 40 menit. Kelimutu terletak sekitar 66 kilometer dari Kota Ende dan 83 kilometer dari Kota Maumere.


Photo credits - Arif Fadillah


Di Kampung Moni banyak dijajakan kain tenun Lio yang menjadi salah satu produk khas lokal disana dan dijual oleh penduduk setempat kepada para wisatawan. Di Kampung Moni pula terdapat penginapan yang bisa dipakai oleh wisatawan untuk menginap atau beristirahat.

Terdapat sekitar 20 homestay yang dikelola penduduk dengan tarif Rp 25.000- Rp 50.000 per malam sedangkan cottage milik pemerintah bertarif Rp 75.000-Rp 85.000. per malam. Edelweis, Pinus dan Cemara adalah sejumlah tumbuhan yang dapat kita temui saat memasuki kawasan Kelimutu.

Nah, selamat menikmati kawasan kawah danau 3 warna gunung Kelimutu yang eksotis itu!


Sumber : http://id.travel.yahoo.com/jalan-jalan/16-pesona-warna-kawah-kelimutu

Lokasi Menyelam Menakjubkan Indonesia

Lebih dari 5 juta meter persegi perairan mengelilingi negara kepulauan Indonesia. Tidak diragukan lagi, Indonesia menjadi tempat bernaung bagi ratusan bahkan ribuan spesies makhluk bawah air dan gugusan karang yang indah dan berwarna-warni. Pastinya negara ini menawarkan banyak lokasi penyelaman yang merupakan impian kebanyakan penyelam.

Akibat keadaan politik yang sering bergejolak dan peringatan untuk wisatawan yang biasanya terlalu berlebihan, Anda akan jarang menemukan negara ini dalam daftar perjalanan kebanyakan turis. Untungnya bagi wisatawan yang berani dan berjiwa petualang, ini berarti lebih sedikit turis dan lebih banyak ketenangan, sehingga Anda lebih dapat menikmati keindahan sesuka Anda. Berikut adalah daftar dari delapan tempat menyelam yang menakjubkan di Indonesia.


Photo credits - jensen_chua & Roro Fernandez

Pulau Bintan, Riau

Mungkin ini adalah pulau yang paling mudah dicapai dari luar Indonesia, tempat penyelaman ini hanya satu jam dari kebisingan Singapura. Pulau ini memiliki hamparan pantai berpasir putih sepanjang 18 km dengan kehidupan lautnya yang kaya, serta beragam lokasi menyelam untuk Anda nikmati.

Tidak jauh dari garis pantai sebelah utara, terdapat ngarai kecil sedalam 8 meter dengan dasar yang rata, sangat cocok untuk Anda yang baru pertama kali belajar scuba diving. Tempat unik lainnya adalah lokasi kapal karam, Anda dapat mengeksplorasi sisa-sisa kapal tanker tua yang karam bertahun-tahun lalu di kedalaman laut.


Photo credits - tjhinn & Ria Qorina Lubis

Kepulauan Seribu, Jakarta


Area unik ini terdiri dari ratusan pulau kecil (makanya dilebih-lebihkan jadi 'Kepulauan Seribu'), adalah tempat wajib bagi penyelam asal Jakarta. Dari bermacam pulau tersebut, beberapa yang terkenal yaitu Pulau Kotok Besar, Pulau Kotok Kecil, Karang

Bongkok, Pulau Sepa dan Pulau Pantara.


Pulau Seribu sangat mudah dicapai, Anda hanya perlu menyewa speedboat dari Marina atau kapal nelayan dari satu dari sekian pelabuhan. Hanya sekitar satu atau dua jam dari Jakarta, Anda akan bisa menyelam sepuasnya. Beberapa pulau yang lebih besar

menyediakan akomodasi lebih baik sekelas resort dan villa, tetapi Anda butuh menyewa kapal untuk mencapai pulau-pulau kecil – tempat karang-karang indah berada!
Photo credits - Gage Batubara

Karimun Jawa, Jawa Tengah

Bagian lain dari Laut Jawa yang juga merupakan surga bagi para penyelam adalah sebuah pulau di seberang laut dari Semarang, Jawa Tengah. Tempat ini, disebut Karimun Jawa, merupakan rangkaian 27 pulau kecil dikelilingi oleh laut yang kaya akan gugus karang biru Acropora. Para penyelam dapat menjelajahi sisa-sisa dari Indonour, sebuah kapal pedagang kuno yang karam pada 1955. Suguhan tambahan di sini adalah beragam penyu laut yang ditetaskan di taman perlindungan alam.

Photo credits - degi

Pulau Derawan, Kalimantan Timur

Sekitar 50 mil dari Tanjung Redeb, Kabupaten Berau, sebuah area yang meliputi pulau-pulau kecil. Tempat ini dipenuhi dengan gugusan koral spektakuler dan gua bawah laut untuk penjelajah berjiwa petualang. Derawan memiliki lebih dari 17 lokasi penyelaman, tiap lokasi memiliki atraksi unik tersendiri untuk Anda nikmati. Beberapa tempat yang terkenal adalah Pulau Sangalaki, Pulau Kakaban dan Pulau Maratua.



Di Pulau Sangalaki Anda dapat menemukan pari elang, pari, hiu macan dan sotong. Setiap malam Anda bisa melihat penyu hijau raksasa menetaskan telur di pulau ini. Atraksi utama Pulau Kakaban adalah danau air asin yang dihuni oleh ubur-ubur yang tak menyengat dan ikan gobi. Sementara di Pulau Maratua, Anda akan menemukan banyak ikan berukuran besar seperti barakuda, tuna dan mackerel. Turis bahkan sempat melihat hiu kepala martil dan sampai delapan spesies paus di sini.




Photo credits - smulan77 & thejerk

Pulau Komodo, Flores

Pulau ini biasanya dikenal karena menjadi tempat bermain bagi komodo, spesies kadal raksasa. Untuk scuba diving, Pulau Komodo juga memiliki sejumlah lokasi penyelaman terbaik di negeri ini. Dari Sebayour Kecil, Pulau Tengah Kecil dan Pantai Merah menawarkan beragam atraksi bawah laut seperti beragam mackerel, kod dan ikan kerapu.

Di Pantai Merah, tidak jauh dari pantai, Anda akan menemukan 5 meter turunan penuh ikan berwarna-warni. Terdapat lebih banyak lokasi penyelaman di pantai bagian barat dari Flores seperti, Pulau Tatawa, Pulau Tatawa Kecil, Pulau Rinca dan Pulau Nusa Node.


Photo credits - Saylow's & whitecat-singapore

Nusa Penida, Bali

Pulau Nusa Penida, berlokasi di timur Bali, merupakan lokasi terkenal untuk penyelam lokal maupun internasional. Sekitar satu jam dari Bali, pulau ini memiliki beberapa gugusan karang yang sangat sehat, yang jelas terlihat pada kedalaman 15 sampai 30 meter.

Bagi pemula, trdapat bermacam lokasi penyelaman di pantai sebelah timur pulau ini yang cocok untuk dijelajahi. Pada pantai sebelah selatan terdapat Blue Corner, Nusa Lembongan dan Gamat, lebih tepat untuk penyelam berpengalaman yang mencari tantangan. Ikan matahari sering terlihat di Teluk Crystal sementara manta birostris merupakan pemandangan biasa di Manta Point.


Photo credits - naturemandala & Erwin Kodiat

Bunaken, Sulawesi Utara

Tempat ini merupakan lokasi penyelaman terkenal yang memiliki reputasi internasional lebih baik dari lainnya, terdiri atas pulau-pulau kecil seperti Pulau Sialdoen, Gangga, Mantehage, Nine dan sebuah gunung tua di tengah laut, Manado Tua. Snorkeling dan
menyelam sangat terkenal di sini dengan lebih dari enam belas titik penyelaman tersebar di seluruh area pulau-pulau. Bunaken memiliki lekukan sedalam 30 meter, tempat tinggal beragam spesies ikan dan kehidupan laut lainnya. Penampakan hiu adalah hal yang biasa, jadi berhati-hatilah!

Photo credits - CW_Ye

Selat Lembeh, Sulawesi Utara

Masih di Sulawesi Utara ada ikon lain dunia penyelaman, Selat Lembeh. Lokasi ini terkenal secara internasional dengan keragaman biota lautnya yang hanya ada di tempat itu. Di sini anda akan dapat menemukan gurita mimic, kuda laut pygmy, sotong, dan frogfish berambut. Tempat ini merupakan surga untuk fotografi bawah laut dan sering disebut “Kiblat dari Fotografi Makro”. Bagaimanapun juga tetap waspada, keindahan Selat Lembeh diperuntukkan bagi penyelam yang berpengalaman.



Sumber : http://id.travel.yahoo.com/jalan-jalan/37-lokasi-menyelam-menakjubkan-indonesia

Danau Matano, Keindahan yang Tersembunyi

Keterangan foto: Sunrise di Danau Matano (foto:Istimewa)

Mungkin sebahagian orang di Indonesia kurang mengenal atau mendengar nama Danau Matano, yang merupakan danau terdalam di Asia Tenggara dan terdalam ke-8 di dunia (600mtr depth), bahkan di Sulawesi Selatan, danau Tempe (Wajo) dan danau Towuti (Malili) lebih sering diperbincangkan. Namun, bagi masyarakat Sorowako umumnya, dan PT International Nickel Indonesia khususnya, perusahaan penambangan nikel terbesar dunia yang area pertambangannya meliputi Sorowako- danau Matano merupakan sumber energi dan penghidupan yang sangat vital, sehingga ketergantungan terhadap danau Matano ini sangat tinggi. Danau Matano sendiri terletak di Sorowako, kecamatan Nuha, Kabupaten Luwu TImur, Sulawesi Selatan. Letaknya berbatasan dengan Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara.

Dengan panorama indah yang dikelilingi oleh pegunungan Verbec, danau Matano ini sangat layak dijadikan tujuan wisata. Pasir pantainya yang putih, dengan ombak yang ramah namun masih memungkinkan untuk berolahraga air semisal renang, layar, ski air, kano dan menyelam. Kecerahan air yang mencapai 23meter sangat menggoda untuk olahraga snorkling dan diving, apalagi ikan-ikan yang hidup di danau ini merupakan ikan yang sangat khas dan tidak dijumpai di daerah lain. Beberapa event lokal dan nasional pernah diselenggarakan disana, sebutlah lomba perahu dayung tahunan, Sunday market, year end party PT INCO, sampai kompetisi renang nasional PRSI menyeberangi danau Matano. Di daerah Sorowako ini, ada tiga pantai yang kerap dikunjungi masyarakat dan karyawan PT INCO yakni pantai Old Camp, pantai Idee (Pontada) dan pantai Kupu-kupu (Salonsa). Di sisi danau lainnya, desa Nuha, Tapulemo dan desa Matano, juga memanfaatkan danau matano sebagaimana masyarakat Sorowako.

Pemandangan danau Matano yang memukau (foto : Muh.Ruslailang Noertika)

Danau Matano, yang berarti mata air dalam bahasa Dongi, bahasa asli Sorowako, terbentuk dari ribuan mata air yang muncul akibat gerakan tektonik; lipatan dan patahan kerak bumi yang terjadi di sekitar daerah litosfir yang membutuhkan waktu lama untuk terisi oleh air dan membentuk danau sekitar 4juta tahun yang lalu. Di area Sorowako, juga terbentuk dua danau lainnya, danau Mahalona (kedalaman 60mtr) dan danau Towuti (kedalaman 200mtr). Air yang mengalir dari Danau Matano dialirkan melalui sungai Larona ke Danau Mahalona kemudian ke Danau Towuti dan selanjutnya menuju muara melalui sungai Malili dan berakhir di Laut Bone. Sungai inilah yang menjadi penggerak dua PLTA milik PT Inco Tbk, yaitu PLTA Larona dan PLTA Balambano. Bahkan tidak lama lagi Inco juga akan membangun PLTA yang ketiga yang sumber energinya berasal dari Danau Matano, yaitu PLTA Karebbe.

Danau Matano tak hanya terkenal karena panorama alamnya yang mempesona. Di sana juga ternyata menyimpan banyak keunikan. Dari letak dan komposisi kimianya yang khas hingga kekayaan fauna endemik yang hanya dapat ditemukan pada danau tersebut. Dan yang paling membanggakan pula, dari penelitian yang telah dilakukan, ditemukan tidak terjadi perubahan signifikan terhadap ekosistem danau sejak 1930-an hingga saat ini. Bahkan karena kekhasannya, beberapa ilmuan menilai danau di Sorowako, terutama Danau Matano patut diusulkan menjadi world heritage. Bagi PT Inco, hasil kajian dari para ahli lingkungan tentu sangat menggembirakan. Fakta ini sekaligus membantah tudingan banyak pihak bahwa danau yang digunakan PT Inco sebagai PLTA telah tercemar limbah PT Inco.

Posisi dasar danau sangat khas, dimana letaknya lebih rendah daripada permukaan laut. Suatu gejala alam yang langka di dunia, hanya dilampaui oleh laut Mati, di lembah Jordan Mesir. Danau Matano juga bersifat isotermal, yang berarti beda suhu antara permukaan dan dasar danau kurang dari dua derajat celsius. Kecerahan air 23 m, padahal banyak danau lain di Indonesia hanya beberapa meter bahkan dm saja. Sifat khas lain di jumpai di dekat Desa Matano dimana beberapa mata air muncul dari dasar danau. Lalu pada kedalaman 200-300 m dapat dijumpai kolam ikan dengan indikasi aliran gravitasi di dasar danau. Jenis flora dan fauna yang hidup di Danau Matano bersifat endemic yang masih terjaga dengan baik. Secara awam, flora dan fauna endemik adalah mahluk hidup yang hanya ditemui di suatu tempat dan tidak bisa ditemukan di tempat yan lain.

Ditulis oleh : Muh.Ruslailang Noertika

Diolah dari berbagai sumber:
1. Catatan pribadi, selama bekerja di PT INCO (2004-2006)
2. Internasional Symposium the Ecology and Limnology of The Malili Lakes – LIPI, 20-22 Maret 2006 di Hotel Salak, Bogor-Jawa Barat. Atas izin pihak Govrel PT INCO
3. Wikipedia 
4. WeBlog: http://jalansutera.com, Weblog pribadi milik Pujiono (melalui konfirmasi)

sumber : http://mytravelblogging.com/sulawesiselatan/2007/11/04/danau-matano-keindahan-yang-tersembunyi/

Rabu, 29 September 2010

TAMAN NASIONAL BANTIMURUNG: KINGDOM OF THE BUTTERFLY



Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung adalah satu taman nasional yang dimiliki indonesia berlokasi di kabupaten Maros dan kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan. Alhamdulillah dalam sebuah perjalanan" mengintip keindahan Negeri Angin Mammiri", langkah kakiku pun sampai di Taman Nasional dengan penangkaran kupu-kupu terbesar di Indonesia ini.


Akses mencapai kawasan Taman Nasional ini sangat mudah. Kawasan ini berjarak kira-kira 10 KM dari Bandara Internasional Hasanuddin Makasar atau berjarak sekitar 15 KM dari Kota Makasar dengan perjalanan kira-kira 1,5 jam.

Di Bantimurung ini awalnya terdapat sekitar 300 spesies kupu-atau sekitar 10,8% dari spesies kupu-kupu yang dimiliki Indonesia tapi konon katanya kini yang tersisa tinggal 108 spesies.Kupu-kupu Bantimurung sejak lama sudah dikenal luas wisatawan. Biolog Naturalis Inggris Alfred Russel Wallacea (1823-1913), menjuluki Bantimurung "Kingdom of The Butterfly". Saat ini masyarakat sekitar Bantimurung banyak memburu binatang dengan warnanya yang unik ini untuk dijadikan souvenir dan dijual dengan harga yang menggiurkan. Inilah salah satu ancaman bagi kelestarian fauna ini.

Disamping penangkaran kupu-kupu di Taman Nasional ini juga terdapat air terjun Bantimurung dan beberapa goa, diantaranya adalah gowa mimpi dengan panjang sekitar 1,5 km. Bantimurung sendiri berasal dari dua kata bahasa bugis halus yaitu Benti berarti air dan merrung yang berarti bergemuruh, karena dialek daerah setempat maka benti merrung berubah nama menjadi bantimurung. Namun ada juga sebagian orang yang yang mengartikan bantimurung dengan banting murung, jadi kita harus buang murung di area ini.

Air Terjun di Bantimurung ini menyajikan keindahan yang berbeda dibandingkan dengan air terjun yang ada didaerah Bogor dan sekitarnya. Butiran air terasa halus seperti sentuhan kapas, pun bisa menikmati seluncuran air yang bermuara di sebuah kolam alam yang cukup indah.

Di dalam kawasan ini pun terdapat museum kupu-kupu. Yaps dimuseum ini kita bisa menikmati keindahan warna dan pesona kupu-kupu indonesia dengan berbagai bentuk dan ukuran. Koleksi dan kekayaan plasma nutfah yang luar biasa. Lagi-lagi hanya kebeseran Tuhan yang teringat melihat alam ini. Lets Mencari Ayat-Ayat Allah lewat alam dan penciptaannya.

Air Terjun Bantimurung





                          

sumber : http://ysvina.blogspot.com/2010/08/taman-nasional-bantimurung-kingdom-of.html

Selasa, 28 September 2010

Kebudayaan Dugderan


Dugderan adalah sebuah upacara yang menandai bahwa bulan puasa telah datang, dulu dugderan merupakan sarana informasi Pemerintah Kota Semarang kepada masyarakatnya tentang datangnya bulan Ramadhan. Dugderan dilaksanakan tepat 1 hari sebelum bulan puasa. Kata Dugder, diambil dari perpaduan bunyi dugdug, dan bunyi meriam yang mengikuti kemudian diasumsikan dengan derr.
Kegiatan ini meliputi pasar rakyat yang dimulai sepekan sebelum dugderan, karnaval yang diikuti oleh pasukan merahputih, drumband, pasukan pakaian adat “BINNEKA TUNGGAL IKA” , meriam , warak ngendok dan berbagai potensi kesenian yang ada di Kota Semarang. Ciri Khas acara ini adalah warak Ngendok sejenis binatang rekaan yang bertubuh kambing berkepala naga kulit sisik emas, visualisasi warak ngendok dibuat dari kertas warna – warni. Acara ini dimulai dari jam 08.00 sampai dengan maghrib di hari yang sama juga diselenggarakan festival warak dan Jipin Blantenan.

Sejarah "Dugder"

Sudah sejak lama umat Islam berbeda pendapat dalam menentukan hari dimulainya bulan Puasa, masing-masing pihak biasanya ingin mempertahankan kebenarannya sendiri-sendidi, hal tersebut sering menimbulkan beberapa penentuan dimulainya puasa ini mendapat perhatian yang berwajib. Hal ini terjadi pada tahun 1881 dibawah Pemerintah Kanjeng Bupari RMTA Purbaningrat.Beliaulah yang pertama kali memberanikan diri menentukan nulainya hari puasa, yaitu setelah Bedug Masjid Agung dan Maeriam di halaman Kabupaten dibunyikan masing-masing tiga kali. Sebelum membunyikan bedug dan meriam tersebut, diadakan upacara dihalaman Kabupaten.

Adanya upacara Dug Der tersebut makin lama makin menarik perhatian masyarakat Semarang dan sekitarnya, menyebabkan datangnya para pedagang dari berbagai daerah yang menjual bermacam0macam makanan, minuman dan mainan anak-anak seperti yang terbuat dari tanah liat (Celengan, Gerabah), mainan dari bambu (Seruling, Gangsingan), mainan dari kerta (Warak Ngendog).

Jalannya Upacara

Sebelum pelaksanaan dibunyikan bedug dan meriam di Kabupaten, telah dipersiapkan berbagai perlengkapan berupa :
1. Bendera
2. Karangan bunga untuk dikalungkan pada 2 (dua) pucuk meriam yang akan dibunyikan.
3. Obat Inggris (Mesiu) dan kertas koran yang merupakan perlengkapan meriam
4. Gamelan disiapkan di pendopo Kabupaten.
Adapun petugas yang harus siap ditempat :
1. Pembawa bendera
2. Petugas yang membunyikan meriam dan bedug
3. Niaga (Pengrawit)
4. Pemimpin Upacara, biasanya Lurah/Kepala Desa setempat.

Upacara Dug Der dilaksanakan sehari sebelum bulan puasa tepat pukul 15.30 WIB. Ki Lurah sebagai Pimpinan Upacara berpidato menetapkan hari dimulainya puasa dilanjutkan berdoa untuk mohon keselamatan. Kemudian Bedug di Masjid dibunyikan 3 (tiga) kali. Setelah itu gamelan Kabupaten dibunyikan dengan irama MOGANG.

Prosesi "Dugder"

Meskipun jaman sudah berubah dan berkembang namun tradisi Dug Der masih tetap dilestarikan. Walaupun pelaksanaan Upacara Tradisi ini sudah banyak mengalami perubahan, namun tidak mengurangi makna Dug Der itu sendiri. Penyebab perubahan pelaksanaan antara lain adalah pindahnya Pusat Pemerintahan ke Balaikota di Jl. Pemuda dan semakin menyempitnya lahan Pasar Malam, karena berkembangnya bangunan-bangunan pertokoan di seputar Pasar Johar.Upacara Tradisi Dug Der sekarang dilaksanakan di halaman Balaikota dengan waktu yang sama, yaitu sehari sebelum bulan Puasa. Upacara dipimpin langsung oleh Bapak Walikota Semarang yang berperan sebagai Adipati Semarang.Setalah upacara selesai dilaksnakan, dilanjutkan dengan Prosesi/Karnaval yang diikuti oleh Pasukan Merah Putih, Drum band, Pasukan Pakaian Adat “ Bhinneka Tunggal Ika “, Meriam, Warak Ngendog dan berbagai kesenian yang ada di kota Semarang.

Dengan bergemanya suara bedug dan meriam inilah masyarakat kota Semarang dan sekitarnya mengetahui bahwa besok pagi dimulainya puasa tanpa perasaan ragu-ragu.



sumber : http://semarang-info.com/allnew/kebudayaan-dugderan.html