Di tepi jalan raya yang menghubungkan antara kota Semarang dengan kota Surakarta terdapat sebuah situs candi yang bernama Candi Klero/Tengaran.
"Candi Klero atau kadang disebut Candi Tengaran merupakan candi hindu yang terletak di Desa Klero, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang."
Suasana terlihat sepi ketika memasuki kawasan Situs Candi Klero ini. Memang kelihatannya candi ini belum dikembangkan sebagai objek wisata. Lokasinya cukup tersembunyi dari jalan raya sehingga cukup wajar bila banyak orang tidak mengetahui bahwa di desa Klero ini terdapat sebuah candi.
Bangunan Candi Induk Klero mirip dengan Candi Sambisari namun tidak ada dinding yang mengelilinginya. Selain itu hanya terdapat satu candi induk tanpa ada candi perwaranya. Dinding candi yang biasanya banyak relief dan arca, tidak tampak di candi ini, hanya terlihat sebagai batu berukuran kotak yang disusun secara rapi. Tidak adanya arca di badan candi entah karena batu penyusunnya sudah banyak yang tidak asli lagi atau memang ciri khas Candi Klero demikian.
Memasuki bagian dalam candi, terdapat lingga dan yoni yang berukuran cukup besar hampir memenuhi ruangan dalam candi. Bentuk dan ukurannya hampir mirip dengan lingga dan yoni yang terdapat di Candi Induk Sambisari. Di bagian sudut ruangan terdapat sesaji dan dibagian pintu masuk ruangan dalam candi diberi tirai dari bambu. Hal ini membuktikan Candi Klero masih digunakan sebagai tempat beribadah. Meninggalkan candi induk dan berjalan menuju pintu keluar, kami mendapati beberapa potongan batu dan sepasang lumpang dan alu.
"Mbah Lumpang Kentheng merupakan nama batu yang ditemukan berbentuk lumpang dan alu di samping candi. Lumpang dan alu tersebut terbuat dari batu andesit. (sumber: wijna.web.id)."
Selesai menikmati Candi Klero, kami meninggalkan tempat ini kembali ke kos yang dekat situs candi ini. Penataan situs candi sudah cukup baik, sayang belum dikembangkan sebagai objek wisata.
== Tiket Masuk : Gratis
sumber : http://teamtouring.net/situs-candi-klero.html
Bangunan Candi Induk Klero mirip dengan Candi Sambisari namun tidak ada dinding yang mengelilinginya. Selain itu hanya terdapat satu candi induk tanpa ada candi perwaranya. Dinding candi yang biasanya banyak relief dan arca, tidak tampak di candi ini, hanya terlihat sebagai batu berukuran kotak yang disusun secara rapi. Tidak adanya arca di badan candi entah karena batu penyusunnya sudah banyak yang tidak asli lagi atau memang ciri khas Candi Klero demikian.
Memasuki bagian dalam candi, terdapat lingga dan yoni yang berukuran cukup besar hampir memenuhi ruangan dalam candi. Bentuk dan ukurannya hampir mirip dengan lingga dan yoni yang terdapat di Candi Induk Sambisari. Di bagian sudut ruangan terdapat sesaji dan dibagian pintu masuk ruangan dalam candi diberi tirai dari bambu. Hal ini membuktikan Candi Klero masih digunakan sebagai tempat beribadah. Meninggalkan candi induk dan berjalan menuju pintu keluar, kami mendapati beberapa potongan batu dan sepasang lumpang dan alu.
"Mbah Lumpang Kentheng merupakan nama batu yang ditemukan berbentuk lumpang dan alu di samping candi. Lumpang dan alu tersebut terbuat dari batu andesit. (sumber: wijna.web.id)."
Selesai menikmati Candi Klero, kami meninggalkan tempat ini kembali ke kos yang dekat situs candi ini. Penataan situs candi sudah cukup baik, sayang belum dikembangkan sebagai objek wisata.
== Tiket Masuk : Gratis
sumber : http://teamtouring.net/situs-candi-klero.html
0 komentar:
Posting Komentar