Bayangkan, saat di bibir pantau anak Krakatau dapat merasakan deburan ombak Selat Sunda berwarna biru bersih. Apalagi mata memandang Gunung Krakatau Purba yang berwarna kehijauan, membuat warna itu jadi kontras.
"Kalau mau diving di dekat Pulau Rakata, sungguh mengasyikkan," ungkap Ketua ETSDC (Environment Tourism Social Development Center), Nicolas Lumanauw kepada Travel Club (TC), sambil menuding Pulau Rakata yang berdiri tegar meski setiap saat digempur ombak laut yang sangat keras.
Pengalaman Nico - panggilan akrabnya - pernah diving di kawasan Pulau Rakata terdapat karang yang berbentuk kipas besar, juga ada muncul gelembung-gelembung air yang keluar dari perut Gunung Krakatau Purba. "Sampai kini masih menjadi misteri dari mana keluarnya gelembung-gelembung itu? Juga apakah gelembung itu gas atau lava gunung, ini yang masih menjadi tanda tanya, karena belum pernah mendapat penjelasan secara logika," ungkap pemerhati pariwisata dari Bandung.
Hal senada juga diungkap Steven, wisatawan asal Nederland yang mengakui wisata bahari di gugusan Krakatau sungguh luar biasa. "Memang kalau berwisata hanya mendaki ke Anak Krakatau kurang puas. Jadi ya harus menyelam karena di dalam jutaan ikan laut yang hidup bebas dan terumbu karang indah-indah yang terjaga dengan baik, tidak rusak," ucap Steven sambil mengaku sudah dua kali melakukan penyelaman di kawasan itu.
Kalau lagi untung, sambung Steven, akan dapat melihat habitat Dolphine, Penyu Hijau, Blue Merlin (ikan Langka di Dunia), ada ikan langka lainnya seperti kuda laut, ikan Napoleon, Penyu Sisik. "Saya mengharapkan kepada pemerintah agar mengawasi biota laut dan terumbu karang agar tidak rusak," pesannya.
Zein Ginting, Presiden Direktur Arie Tour kepada TC mengaku wisatawan minat khusus yang datang hanya untuk diving masih sangat terbatas. Meski Demikian Lampung tetap menjual wisata diving karena obyek yang dilihat sangat berbeda dengan diving di daerah lain. "Ada nilai lebih yang ditawarkan di sini karena kita tidak hanya menyelami keindahan taman laut, tetapi lebih dari itu menyelami nilai historis Krakatau khususnya mengenai proses evolusi gunung tersebut dari bawah laut," tambah Zein Ginting.
Selain menyelam, wisatawan juga dapat memancing. "Memang jumlah wisatawan asing, terutama yang dapat ke Krakatau masih sangat terbatas. Dikarenakan promosi ke luar negeri yang sangat kurang, juga tidak setiap saat bisa datang ke Krakatau. Karena ketika angin barat datang sekitar bulan Nopember hingga Januari, maka nelayan tak berani mengantarkan wisatawan. Mereka nggak mau ambil risiko," tandasnya.
Masalah lain sepinya yang berwisata bahari ke Krakatau, karena biaya transportasinya sangat mahal. Untuk paket wisata Krakatau biasanya dipatok harga Rp 2.600.000 sampai Rp 3.000.000 untuk grup maksimal 10 orang. Bahkan kalau wisatawan asing harganya bisa lebih.
"Kebetulan Ada Festival Krakatau yang digelar setahun sekali, maka harga paket wisata dijual murah sekitar Rp 200.000 per orang, sehingga banyak wisatawan lokal yang ikut," ungkap Zein Ginting sambil tersenyum.
Juga, sambung dia, bila ada wisatawan yang mau datang harus mendaftar dulu di Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Lampung. Karena sesuai Surat Keputusan (SK) Menteri Kehutanan RI No.85/Kpts.II/1990 tertanggal 26 Februari 1990 menetapkan bahwa kawasan Anak Gunung Krakatau dan sekitarnya sebagai kawasan cagar alam laut. Yang berarti kawasan itu sudah dilindungi.
Tips Perjalanan
Dari Bandar Lampung melalui terminal Bus Rajabasa atau terminal Panjang menggunakan bus jurusan Kalianda, Lampung Selatan yang menempuh perjalanan sekitar 50 menit. Dilanjutkan dengan angkutan umum menuju Desa Canti sekitar 10-15 menit.
Jika dari Pelabuhan Bakauheni menggunakan bus jurusan Kota Kalianda (45 menit) dilanjutkan dengan angkutan umum menuju Desa Canti. Dari Dermaga Desa Canti menggunakan kapal motor rakyat yang dapat disewa ke Kepulauan Krakatau lebih-kurang 160 menit atau kapal cepat sekitar 90 menit.
Krakatau yang sudah menjadi Daerah Konservasi Alam maka untuk masuk ke Krakatau harus meminta ijin lebih dulu ke Balai Konservasi Lampung dengan membayar administrasi sebesar Rp 150.000. Dan untuk paket wisata Krakatau biasanya dipatok harga Rp 2.600.000 sampai Rp 3.000.000 untuk grup maksimal 10 orang. Bahkan kalau wisatawan asing harganya bisa lebih.
Sumber : Majalah Travel Club
Sumbe: http://liburan.info/content/view/790/43/lang,indonesian/
0 komentar:
Posting Komentar